Sebelum
saya menjelaskan tentang apa itu pola sirkulasi air laut. Alangkah
baiknya apabila saya terlebih dahulu menjelaskan pengertian dasar dari
sirkulasi laut itu sendiri. Sirkulasi laut adalah pergerakan massa air
di laut. Sirkulasi laut di permukaan dibangkitkan oleh stres angin yang
bekerja di permukaan laut dan disebut sebagai sirkulasi laut yang
dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation). Selain itu, ada
juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai
sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat
pasang surut laut. Sirkulasi termohalin sendiri terjadi di laut dalam
dan disebabkan oleh variasi densitas air yang terbentuk di bidang batas
antara udara-air. Selain itu, sirkulasi termohalin juga dipengaruhi oleh
topografi dasar laut yaitu perubahan elevasi muka laut yang diakibatkan
aliran massa air. Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang surut
laut disebabkan oleh adanya perbedaan distribusi tinggi muka laut akibat
adanya interaksi bumi, bulan dan matahari. Sirkulasi
di permukaan membawa massa air laut yang hangat dari daerah tropis
menuju ke daerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang
dibawa oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer.
Di daerah kutub, air menjadi lebih dingin pada saat musim dingin
sehingga terjadi proses sinking (turunnnya massa air dengan densitas
yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera Atlantik
Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari kedalaman secara
perlahan-lahan akan kembali ke dekat permukaan dan dibawa kembali ke
daerah tropis, sehingga terbentuklah sebuah siklus pergerakan massa air
yang disebut Global Conveyor Belt atau Sabuk Sirkulasi Laut Global
Akibat
bumi yang berotasi, maka aliran massa air (arus) yang terjadi akan
dibelokkan ke arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke kiri di
belahan bumi selatan (BBS). Efek ini dikenal sebagai gaya semu Coriolis.
Pembelokkan ini menjadikan tinggi dan rendahnya elevasi muka laut
berbanding secara langsung dengan kecepatan arus permukaan. Saat ini
perubahan elevasi muka laut yang diakibatkan aliran massa air dapat
diamati dengan menggunakan satelit TOPEX/Poseidon. Dengan bantuan data
dari satelit ini, maka para ahli dapat memetakan pola arus laut global.
Pola Sirkulasi Air Laut
Adalah pola atau variasi yang terjadi pada sirkulasi arus air laut yang di akibatkan oleh gerak rotasi bumi. Pada sirkulasi laut pola
umum arus permukaan samudera dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan
berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak rotasi Bumi,
konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi
berbagai variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.
Arus
di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi
samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum
jam di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah
gerak jarum jam di Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum
sirkulasi arus global dapat dilihat dalam gambar di bawah ini
Karena
gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa
udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia.
Sirkulasi di Kedalaman Samudera (Deep-water Circulation)
Faktor
utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera
adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut
yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan
gerakan massa air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak
melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam
tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
Perbedaan
densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur
dan salinitas air laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam
tersebut disebut juga sebagai sirkulasi termohalin (thermohaline
circulation). Model sirkulasi termohalin secara global dapat dilihat
pada Gambar 2.
SIRKULASI PADA PERAIRAN PESISIR
Arus Pasang Surut (Tidal Current)
Arus
pasang surut terjadi terutama karena gerakan pasang surut air laut.
Arus ini terlihat jelas di perairan estuari atau muara sungai. Bila air
laut bergerak menuju pasang, maka terlihat gerakan arus laut yang masuk
ke dalam estuari atau alur sungai; sebaliknya ketika air laut bergerak
menuju surut, maka terlihat gerakan arus laut mengalir ke luar.
Arus Sepanjang Pantai (longshore current) dan Arus Rip (rip current)
Ke-dua
macam arus ini terjadi di perairan pesisir dekat pantai, dan terjadi
karena gelombang mendekat dan memukul ke pantai dengan arah yang muring
atau tegak lurus garis pantai. Arus sepanjang pantai bergerak menyusuri
pantai, sedang arus rip bergerak menjauhi pantai dengan arah tegak lurus
atau miring terhadap garis pantai.
Desember 2010 Pola Sirkulasi Laut Berubah Dari Utara Ke Selatan
Pada
Desember 2010 Bongkahan es yang terpisah dari gletser Greenland, dekat
Kutub Utara, merupakan yang terbesar dalam sejarah 50 tahun terakhir.
Diduga jika pecahnya bongkahan es tersebut dipengaruhi oleh sirkulasi
laut global yang menghangat. Tapi jika bongkahan es itu akibat
peningkatan suhu pada atmosfer, bisa berlangsung lebih cepat.
Kedua-duanya merupakan fenomena yang bisa berpengaruh.
Bongkahan es itu memiliki luas 260 kilometer persegi. Ketinggian yang tampak di atas permukaan diperkirakan setengah dari gedung Empire State di New York, Amerika Serikat, atau sekitar 150 meter. Bongkahan es itu terpisah dari gletser Petermann. Gletser ini merupakan satu dari dua yang terbesar yang berada di Greenland.
Diperkirakan volume air tawar dalam bongkahan es tersebut adalah volume aliran Sungai Hudson di Delaware selama dua tahun. Volume itu juga disamakan dengan kebutuhan 120 hari publik AS akan air tawar dari keran.
Pada
Desember 2010 pola sirkulasi laut berubah dari utara ke selatan.Dengan
perubahan arah arus tersebut, bongkahan es akan bergerak ke selatan
dengan kecepatan amat rendah.Fenomena pelelehan es atau terpisahnya
bongkahan es dari gletser utama selalu terjadi sepanjang sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar